Jumat, 13 April 2012

BAB3_Sistem Ekonomi Indonesia

BAB 3
SISTEM EKONOMI INDONESIA

3.1 PENGERTIAN SISTEM
Sebuah system pada dasarnya adalah suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek    (atau objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Kehadiran subjek-subjek (atau objek-objek) semata belumlah cukup membentuk sebuah sistem. Itu baru himpunan subjek, atau himpunan objek. Himpunan subjek atau himpunan objek  tadi baru membentuk sebuah sistem jika lengkap dengan perangkat kelembagaan yang mengtur dan menjalin tentang bagaimana subjek/objek yang ada bekerja, berhubungan dan berjalan atau dijalankan.
Keserasian hubungan antarsubjek (antarobjek) termasuk bagian atau syarat sebuah sistem karena, sebagai suatu “organisasi”, setiap sistem tentu mempunyai tujuan tertentu. Sebuah sistem sesederhana apapun, senantiasa mengandung kadar kompleksitas tertentu. Sebuah sistem bukan sekedar himpunan atau subjek (misalnya kumpulan orang atau masyarakat, kumpulan karyawa atau kumpulan buruh), atau himpunan suatu objek (himpunan kumpulan bunga atau taman, kumpulan dokumen atau arsip). Sebuah sistem adalah jalinan semua itu, mencangkup subjek (objek) atau perangkat kelembagaan yang membentuknya.
Sistem dapat dipilih menjadi beberapa subsistem, yakni sistem-sistem lebih kecil yang merupakan bagian dari dirinya. Suatu sistem tidak (tidak bias) berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sistem lain.

3.2 SISTEM EKONOMI DAN SISTEM POLITIK
Sistem  ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanankehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure-unsur manusia sebagai subjek; barang-barang ekonomi sebagai objek; serta seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksud meliputi lembaga-lembaga ekonomi (formal maupun nonformal); cara kerja; mekanisme hubungan; hokum dan peraturan-peraturan perekonomian serta; serta kaidah dan norma-norma lain (tertulis maupun tidak tertulis).

Suatu sistem ekonomi tidaklah berdiri sendiri. Ia berkaitan dengan falsafah, pandangan dan pola hidup masyarakat tempatnya berpijak.  Sistem ekonomi suatu Negara dikatakan bersifat khas, sehingga bias  dibedakan dari sistem ekonomi yang berlaku atau diterapkan di negara lain, berdasarkan beberapa sudut tinjauan seperti:
1.     Sistem pemilikan sumber daya atau factor-faktor produksi;
2.    Kekeluasaan masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya;
3.    Kadar peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.

3.3 KAPITALISME DAN SOSIALISME
Sistem ekonomi kapitalis mengakui pemilikan individual atas sumber-daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Setidak-tidaknya, terdapat keleluasaan yang sangat longgar bagi perorangan dalam atau untuk memiliki sumberdaya. Kompetisi antar individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan, sangat dihargai. Tidak terdapat kekangan atau batasan bagi orang perorangan dalam menerima imbalan atas prestasi kerjanya. Ptinsip “keadilan” yang dianut oleh sistem ekonomi kapitalis ialah “setiap orang menerima imbalan berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah atau Negara sangat minim. Pemerintah lebih berkededekna sebagai “pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Sistem ekonomi sosialis adalah sebaliknya. Sumber daya ekonomi atau faktor produksi diklaim sebagai milik Negara. Sistem ini lebih menekankan pada kebersamaan masyarakat dalam menjalankan dan memajukan perekonomian. Imbalan yang diterima pada orang perorangan didasarkan pada kebutuhannya, bukan berdasarkan jasa yang dicurahkan.

3.4 PERSAINGAN TERKENDALI
          Iklim persaingan berekonomian  dan kompetisi berbisnis di Indonesia bukan lah persaingan yang bebas-lepas, melainkan persaingan yang terencana terkendali. Dalam sistem ekonomi kapitalis, persaingan bebas tanpa kendali pemerintah. Sedangkan sistem ekonomi sosialis, perencanaan terpusat, sehingga persaingan praktis terkendali, atau bahkan tidak ada sama sekali. Indonesia tidak demikian. Persaingan tetap ada, akan tetapi dalam beberapa hal terkendali.


3.5 KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur kapitalisme dan sosialisme jelas terkandung dalam pengorganisasian ekonomi Indonesia. Untuk melihat seberapa tebal kadar masing-masing “isme” ini mewarnaio perekonomian, seseorang bias melihatnya dari dua pendeketan. Pertama adalah dengan pendekatan factual-struktural, yakni menelaah peranan pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendeketan sejarah, yakni dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerindah dalam perekonomian dengan pendeketan factual-struktual, dapat digunakan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan Y= C+I+G+ (X-M). Dengan formula ini berarti produk atau pendapatan nasional dirinci menurut penggunaan atau sektor pelakunya.

Kamis, 12 April 2012

BAB4_Pendapatan Nasional Pertumbuhan, Dan Struktur Ekonomi


BAB 4
PENDAPATAN NASIONAL PERTUMBUHAN, DAN STRUKTUR EKONOMI

4.1 KONSEP-KONSEP PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
Isrilah “pendapatan nasional” dalam arti sempit  adalah terjemahan langsung dari national income. Sedangkan dalam arti luas, “pendapatan nasional” danapat merujuk ke Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP); Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Pruduct (NNP); atau merujuk kepada Pendapatan Nasional (PN) alias National Income (NI).
4.1.1 Metode Penghitungan Pendapatan Nasional
Produk Nasional Bruto (PNB) adalah produk domestic bruto ditambah pendapatan neto atas factor luar negeri. Yang dimaksud dengan pendapatan neto atas factor luar negeri ialah pendapatan atas faktor produksi warga negara Indonesia yang dihasilkan di (diterima dari) luar negeri dikurangi pendapatan atas faktor produksi warga negara asing yang dihasilkan di (diperoleh dari) Indonesia. Dari produk nasional bruto dikurangi seluruh penyusutan atas barang-barang madal tetep yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.
4.1.2 Metode Penghitungan Nilai Riil
Untuk menghitung pertumbuhan ekonomi riil, terlebih dahuluharus dihilangkan pengaruh perubahan harga yang melekat pada angka-angka agregat ekonomi menurut harga berlaku (current price), sehingga terbentuk angka agregat ekonomi menurut harga konstan (constan prices) tahun tertentu. Dalam hal ini, ada tiga metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut harga konstan yaitu (1) metode revolusi; (2) metode ekstrapolasi; dan (3) metode deflasi.
4.1.3 Metode Penghitungan Nilai Tambah
Nilai tambah (added value) adalah selisih antara nilai akhir (harga jual) sutau produk dengan nilai bahan bakunya. Untuk menghitung nilai tambah menurut harga konstan terdapat emapat macam  cara yaitu (1) metode deflasi ganda; (2) metode ekstrapolasi langsung; (3) metode deflasi langsung; dan (4) metode deflasi komponen pendapatan.
Metode deflasi ganda dalam menghitung nilai tambah dilakukan jika keluaran (out put) menurut harga konstan dihitung terpisah dari masukan-atara (intermediate-input) menurut harga konstan. Metode deflasi langsung dilakukan dengan menggunakan indeks harga implisit dari keluran atau secara langsung menggunakan indeks harga produksi yan sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah menurut harga yang berlaku.
4.2 PENDAPATAN NASIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
4.3 PENDAPATAN PER KAPITA DAN KEMISKINAN
Pertumbuhan ekonomi, yang untuk angka-angka di atas dihitung berdasarkan pendekatan nilai riil produk domestic bruto (groos domestic product), bukan semata-mata menunjukkan peningkatan produk atau pendapatan secara makro. Sekedar gambaran, jika pada tahun 1984 pendapatan per kapita kita baru sekitar US$450 per tahun, kini sudah mencapai peningkatan sekitar US$740. Dengan pendapatan per kapita sebesar ini,Indonesia, merut Bank dunia tergolong sebagai negara berpendapatan menengah ke bawah.  
4.3 STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Struktur ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari berbagai sudut tinjauan. Struktur ekonomi dapat dilihat setidak-tidaknya berdasarkan empat macam sudut tinjauan yaitu:
1.     Tinjauan makro-sektoral;
2.    Tinjauan keruangan;
3.    Tinjauan penyelenggaraan kenegaraan;
4.    Tinjauan birokrasi pengambilan keputusan.

Dua yang disebut pertama merupakan tinjauan ekonomi murni, sedangkan dua yang disebut kemudian merupakan tinjauan politik.

Berdasarkan tinjauan makro-sektoral sebuah perekonomian dapat berstruktur misalnya agraris (agricultural), industrial (industrial), atau niaga (commercial); tergantung pada sektor produksi apa/mana yang menjadi tulang punggung perekonomian yang bersangkutan. Berdasarkan tinjauan keruangan (spesial), suatu perekonomian dapat dinyatakan berstruktur kedesaan/tradisional dan berstruktur kekotaan/modern.

4.4.1 Tinjuan Makro-Sektoral

Dilihat secara mekro-sektoral [berdasarkan konstribusi sektor-sektor produksi (lapangan usaha) dalam membentuk produk domestik bruto] perekonomian Indonesia yang hingga tahun 1990 masih agraris kini sudah berstruktur industrial. Sumbangan sektor pertanian dalam pembentukan PDB yang pada tahun 1969 masih 46,9% menjadi hanya tinggal 17,6% pada tahun1993 (menurut perhitungan harga konstan tahun 1983). Di lain pihak peranan sektor industri pengolahan (manufacturing) meningkat dari 8,3% menjadi 21,1% untuk ukuran waktu yang sama.

          Jadi, ditinjau secara makro-sektoral struktur ekonomi Indonesia sesungguhnya masih dualistis. Sumber daya pencaharian utama sebagian besar penduduk masih sektor pertanian. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut masih agraris. Akan tetapi penyumbangan utama pendapatan nasional adalah sektor industri pengolahan. Dalam kaitan ini berarti struktur tersebut sudah industrial. Semua itu berarti bahwa secara makro-sektoral ekonomi Indonesia baru bergeser dari struktur yang agrar’s ke struktur yang industrial.

4.4.2 Tinjauan Lain

          Dilihat dengan kacamata politik, sejak awal Order Baru hingga oertengahan dasawarsa 1980an perekonomian Indonesia berstruktur etatis. Pemerintah atau negara, dengan BUMN-BUMN  dan BUMD-BUMD sebagai kepanjangan tangannya, meripakan pelaku utama ekonomi. Baru mulai pertengahan dasawarsa kemarin peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-berangsur berkurang, sesudah pemerintah secara eksplisit melalui GBHN 1983 / pelita IV mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.

          Stuktur  ekonomi yang tengah kita hadapi saat ini sesungguhnya merupakan suatu struktur yang transisional. Kita sedang beralih dari struktur yang agraris ke industrial; dari struktur yang etatis ke borjulis; dari struktur yang kedesaan/tradisional ke kotaan/mederen; sementara dalam hal birokrasi dan pengambilan keputusan mulai desentralistis.

4.5 KONSEP-KONSEP PENDAPATAN DITINJAU KEMBALI

          Konsep pendapatan nasional yang selama ini diterapkan dianggap belum memasukkan faktor biaya kerusakan lingkungan di dalam penghitungannya. Akibat, bukan saja angka pendapatan nasional yang dihasilkan berlebihan (over-continued), tapi juga menyebabkan orang menjadi kurang peduli akan lingkungan hidup.

          Konsep pendapatan nasional harus di modifikasi, didekorasi dengan biaya kerusakan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan ekonomi. Apabila pendapatan nasional yang di maksud dihitung dengan konsep Gross Domestic Product (GDP) dan biaya lingkungan dilambangkan dengan EC (Environmental Cost), maka secara sederhana GDP yang dimodifikasi dapat dirumuskan sebagai:

Modified GDP = Conventional GDP – Environmental cost

Biaya kerusakan lingkungan (EC) meliputi nilai ekonomi yang hilang akibat missalnya berkurangnya tingkat kesuburan tanah; keruhnya air sungai sehingga penggunaannya menjadi terbatas; penipisan cadangan sumberdaya alam; dan ongkos pemulihan kesehatan yang terpaksa dikeluarkan masyarakat karena pencemaran lingkungan.

Tinjauan ulang konsepsional bukan hanya terhadap pendapatan nasional secara agregat. Akan tetapi juga terhadap konsep pendapatan per kapita. Pendapatan per kapita gianggap kurang memadai untuk pebandingan internasional. Penyeragaman satuannya ke dalam dollar Amerika Serikat (US$), dengan argumentasi agar dapat diperbandingkan, secara metodologi kini disadari potensial menyesatkan. Daya beli riil pendapatan per kapita tersebut di masing-masing negara tidak tercemin. Sebagai alternatifnya, maka diajukan konsep baru bernama). purchasing power parity (PPP).

Peran Pemuda dan Mahasiswa Terhadap Kemajuan Bangsa( Era Dulu dan Sekarang)


PERAN PEMUDA DAN MAHASISWA TERHADAP KEMAJUAN BANGSA ( ERA DULU DAN SEKARANG)
Peranan generasi muda selalu mewarnai dalam setiap usaha –usaha untuk memerdekakan bangsa indonesia. Seperti yang kita lihat pada zaman penjajahan. Karena pada zaman penjajahan para pemuda rela mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi mempertahankan bangsa indonesia dari tangan penjajah.  Dengan berdirinya organisasi-organisasi pemuda seperti Boedi utomo. Trikora dharma, Jong java dsb, merupakan salah satu bukti kepedulian para pemuda demi kemajuan bangsa. Pada dasarnya organisasi pemuda bersifat lokal kemudian berdiri PPPI yang merupakal awal lahirnya sumpah pemuda dengan adanya sumpah pemuda maka seluruh pemuda yang ada di indonesia menjadi bersatu dan sulit untuk di serang oleh musuh. Dan dengan kegigihan para pemuda maka pada tanggal 17 agustus 1945 , di kumandangkannya proklamasi kemerdekaan indonesia yang di bacakan oleh soekarno dan M. Hatta. Di jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 yaitu di rumah soekarno
 Walupun banyak tantangan yang harus ditempuh oleh para pemuda tetapi mereka tetap berusaha keras supaya bangsa indonesia bebas dari penjajahan dan rakyat indonesia tidak lagi menderita seperti waktu adanya penjajahan oleh bangsa lain. Setelah di proklamasikan kemerdekaan indonesia , para pemuda mulai melakukan pemberontakan di berbagai wilayah dan mengusir para penjajah dan merebut wilayah-wilayah dari tangan para penjajah, akhirnya bangsa indonesia bersih dari jajahan bangsa lain. Coba kita bayangkan seandainya dulu para pmuda tidak peduli dengan kemerdekaan bangsa indonesia mungkin saat ini negara kita masih dijajah oleh bangsa lain. Maka untuk mengenang jasa-jasa para pemuda pada zaman dulu khusunya pada zaman penjajahan, bangsa indonesia memperingati hari sumpah pemuda setiap tanggal 28 oktober.
Mahasiswa adalah generasi yang dicetak untuk tujuan pengembangan profesinya ia tekuni di dunia kampus. Merekanlah yang kelak memejukan keprofesian  indonesia sesuain dengan bidang mereka masing-masing. Maka dari itu mahasiswa mulai aktif dalam berorganisasi baik di dunia kampus atau di luar kampus. Mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan kelompok masyarakat yang lain, karena pemikiran kritis mereka dan sebagai motor penggerak kemajaun ketika masyrakat melakukan proses pembangunan. Dimata masyarakat, mahasiswa adalah agen perubahan sosial karena mereka merupakan selaku insan akademis dipandang memiliki kekuatan intelektual. Sudah menjadi keharusan bagi seorang atau sekelompok mahasiswa untuk aktif dalam menyoroti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
Akan tetapi peran pemuda saat ini sudah tidak lagi seperti peran pemuda pada zaman dulu, seolah –olah sudah tidak lagi mewarisi semangat nasionalisme yang dimiliki pemuda pada zaman dulu. Hal ini disebabkan arus teknologi yang semakin canggih saja, sehingga membuat para pemuda saat ini terlena lupa akan tugas sebagai pemegang estafet pembangunan masa depan. Dan ada banyak yang menjadi pemicu lunturnya semangat kebangsaan yang merupakan warisan para pendahulu salah satunya adalah kejenuhan para pemuda dalam memandang wacana kebangsaan yang di kumandangkan elite politik di indonesia. Sebab lainnya adalah tidak adanya kepercayaan dari golongan tua kepada golongan muda untuk mengadakan transfer ilmu, pengalaman dan kewenangan.
Sealin itu peniruan  gaya hidup kebarat-baratan merupaka salah satu dampak yang kini menyerang banyak dari saudara-saudara kita yang mabuk-mabukan, terlibat di dunia malam bahkan kasus narkoba. Gaya hidup seperti inilah yang dapat merusak generasi muda. Selaintu kebanyakan dari mahasiswa lebih banyak menghabiskan waku dengan kegiatan yang kurang jelas manfaatnya, forum-forum diskusi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kenegaraan tidak pernah dijejali oleh mahasiswa sebaliknya tempat-tempat hiburan malah disukai oleh mahasiswa. Bila generasi muda menjadi rusak, bisa-bisa negara kita di jajah lagi oleh bangsa lain. Sekarang saja sudah terlihat dengan banyaknya kekeyaan bangsa indonesia yang digerogotin oleh bangsa lain di tambah hutang indonesia kepada bangsa lain semakin banyak saja.