menceritakan tentang kisah seorang aktris muda yang nyaris
terpuruk karirnya, bernama Ann (Naomi
Watts). Ia hidup di Kota New York. Pada saat itu di tahun 1930an,
Amerika Serikat sedang dilanda depresi ekonomi yang sangat hebat. Hampir semua
sektor bisnis lumpuh total, termasuk industri perfilman.
Akibatnya banyak aktor dan aktris tenar yang jatuh miskin,
karena tak ada lagi tawaran main film lantaran banyak industri perfilman yang
bangkrut. Namun nasib Ann tiba-tiba berubah, saat ia bertemu dengan seorang
sutradara bernama Carl Denham (Jack
Black) yang menawarinya berakting untuk sebuah proyek film ambisius.
Merasa dirinya mujur, Ann pun tidak menyia-nyiakan
kesempatan emas itu. Ia langsung setuju untuk bergabung dalam proyek film
tersebut, meski hatinya masih ragu. Sebab Denham sangat merahasiakan dimana
mereka akan melakukan syuting.
Tak cuma Ann saja sebenarnya yang merasa curiga dengan
Denham, semua kru film termasuk produsernya pun tidak sepakat dengan ide gila
sutradara itu. Akhirnya, ia pun terpaksa menjalankan proyek filmnya dengan
sembunyi-sembunyi. Bahkan ia sampai harus "menculik" seorang dramawan
muda bernama Jack Driscoll (Adrien
Brody), untuk membantu penggarapan skenario proyek filmnya kali ini.
Singkat cerita, akhirnya Denham lalu merancang perjalanan
ekspedisi ke wilayah Selatan Pasifik, tepatnya menuju sebuah tempat yang belum
terjamah peradaban, bernama Skull
Island. Tempat itu dipercaya orang-orang cuma ada dalam mitos saja.
Namun tidak bagi Denham. Ia sangat yakin bisa menemukan pulau misterius itu dan
menggarap proyek besarnya disana.
Sebuah kapal ekspedisi pun disewa dengan pimpinan Kapten
Englehorn (Thomas Kretschmann),
dibantu beberapa awak kabin yang tangguh, Preston (Colin Hanks), Jimmy (Jamie
Bell) dan Hayes (Evan Parke).
Namun para kru justru menjadi panik karena selain tujuan ekspedisi mereka makin
tak jelas, mulai bermunculan pula monster-monster mengerikan yang siap memangsa
mereka hidup-hidup.
Akhirnya, teror di lautan pun berhenti. Saat kabut tebal
menghalangi pandangan, bagian lambung kapal tiba-tiba menghantam sebuah
permukaan tanah hingga terjadi benturan yang keras. Rupanya mereka berhasil mencapai
Skull Island. Hati Denham pun
sangat girang, karena ambisinya selama ini hampir sepenuhnya tercapai.
Namun, eksotisme pulau itu ternyata tak cukup memenuhi
hasrat Denham untuk mengabadikannya lewat film. Belakangan, ia pun akhirnya
tahu bahwa di Skull Island juga
terdapat habitat alamiah purbakala. Saking naifnya, tak disadari ada bahaya
besar yang siap mengancam nyawa seluruh kru setiap saat.
Ia pun akhirnya diteror oleh kawanan suku primitif yang
ternyata sudah lama mendiami tempat tersebut. Bahkan sang aktris, Ann, diculik
untuk dijadikan persembahan bagi hewan buas yang mereka anggap sebagai dewa
penguasa di pulau itu. Siapa lagi kalau bukan King Kong.
Namun anehnya, entah mengapa si King Kong ini akhirnya
justru malah tertarik dengan kemolekan Ann. Daripada dijadikan santapan, ia pun
lebih memilih Ann untuk dirawat dan dipelihara. Melihat kelembutan sikap Kong,
rupanya Ann merasa ada sebuah celah untuk bisa terus bertahan hidup. Ia pun
memperlakukan Kong dengan penuh perhatian dan kasih sayang, layaknya seperti
menyikapi seorang manusia.
Dasar aktris, sandiwaranya membuahkan hasil. Kong jadi
terpikat dan jatuh hati pada Ann, tidak hanya karena kecantikannya saja, tapi
juga karena sikapnya yang berbeda dari manusia-manusia yang pernah menjadi
"korban"-nya. Mendadak ia merasa seperti diperhatikan dan rasa
percaya dirinya pun mulai tumbuh.
Layaknya orang kasmaran, Kong pun rela berkorban apapun demi
menjaga Ann. Sampai ia rela bertarung mati-matian dengan kawanan T-Rex ganas.
Perlahan Ann pun mulai menyadari, kalau si Kong ini sebenarnya punya watak
penyayang. Sikap brutalnya selama ini ternyata cuma didorong oleh rasa
kesepian, karena hidup di tempat yang terasing tanpa seorang kawan pun yang
menemani.
Di sisi lain, insiden ini sangat menguntungkan Denham. Ia
pun segera merencanakan sebuah misi penyelamatan, untuk membuat sebuah film
dokumenter yang heboh dan laku dijual. Tak cuma itu, ia juga berambisi membawa
Kong ke New York sebagai bukti bahwa penemuannya itu benar-benar nyata. Dengan
begitu, ia bisa jadi terkenal sekaligus kaya mendadak. Sungguh licik.
Dengan pengorbanan yang besar, ambisi Denham pun tercapai
dengan sukses. Ia pun berhasil menaklukkan Kong dan membawanya ke New York.
Akibatnya, King Kong pun marah besar. Merasa dirinya mendapat perlakuan tak
manusiawi, ia akhirnya berontak dan mencoba kabur kembali ke habitat asalnya.
Cerita pun berlanjut, ia memporak-porandakan seisi kota demi
menemukan Ann dan memboyongnya ke Skull Island. Kepanikan terjadi di mana-mana,
sampai angkatan udara Perang Dunia I pun dikerahkan untuk menghentikan aksi
Kong. Karena bingung dan depresi, Kong pun memanjat Empire State Building (bangunan tertinggi di dunia) sambil
membawa Ann di genggaman tangannya.
Ann dengan kelembutan sikapnya, berusaha menenangkan hati Kong
yang galau. Akhirnya, Kong pun sadar dan mulai melunak. Namun, semua sudah
terlambat karena ia kini menjadi target buruan nomor wahid di seantero Amerika.
Inilah suasana paling dramatis yang terjadi antara Kong dan Ann pada akhir
cerita film ini.
Anda akan melihat, bahwa KING KONG sebenarnya adalah sebuah kisah cinta yang sangat
mengharukan. Tentunya Peter Jackson tak
cuma ingin menyoroti persoalan asmara belaka, namun juga kekuatan cinta secara
universal. Cinta yang mampu menggerakkan hati setiap manusia, untuk berkorban
demi keselarasan hidup di dunia fana ini.