NAMA : ANGGI DEFRI P
NPM : 20211884
KELAS : 4EB08
Perhatian pada isu-isu etika dalam dunia
bisnis dan profesi secara dramatis telah meningkat belakangan ini, terlebih
setelah kasus skandal-skandal khususnya di bidang akuntansi belakangan ini telah banyak menarik
perhatian masyarakat. Contoh di dalam negeri adalah kasus penggelembungan nilai
(mark up) PT. Kimia Farma Tbk pada tahun 2001 (Arifin, 2005). Laba
bersih dilaporkan sebesar Rp 132 miliar lebih, padahal seharusnya hanyalah
sebesar Rp 99,6 miliar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan BAPEPAM,
penggelembungan sebesar Rp 32,7 miliar tersebut berasal dari:
- overstated atas
penjualan pada Unit Industri Bahan Baku sebesar Rp 2,7 miliar,
- overstated atas
persediaan barang pada Unit Logistik Sentral sebesar Rp 23,9 miliar, dan
- overstated pada
persediaan barang sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated atas penjualan sebesar Rp 10,7
miliar pada unit Pedagang Besar Farmasi (PBF).
Arifin (2005) menyatakan bahwa para akuntan adalah salah satu profesi
yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan perusahaan (corporate
governance). Dalam hubungannya dengan prinsip good corporate governance (GCG),
peran akuntan secara signifikan terlibat dalam berbagai aktivitas penerapan
prinsip-prinsip GCG.
Terbongkarnya kasus–kasus khususnya ilmu akuntansi yang terlibat dalam praktik
manajemen laba memberikan kesadaran tentang betapa pentingnya peran dunia
pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang cerdas dan bermoral.
Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa sikap dan perilaku moral (akuntan) dapat
terbentuk melalui proses pendidikan yang terjadi dalam lembaga pendidikan
akuntansi, dimana mahasiswa sebagai input, sedikit banyaknya akan memiliki
keterkaitan dengan akuntan yang dihasilkan sebagai output.
1. BENTURAN KEPENTINGAN
Benturan kepentingan adalah perbedaan antara
kepentingan ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur,
komisaris, atau pemegang saham utama perusahaan.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif.
Benturan kepentingan juga muncul manakala
seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari keluarganya,
menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari kedudukannya
dalam perusahaan.
8 Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of interest) tertentu, sebagai berikut :
1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
1. Segala konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau pesaing (competitor).
Contoh: Seorang
karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan baku, dan
kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain dengan
memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan
tempat dia bekerja.
2. Segala kepentingan pribadi yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika seorang karyawan mendapatkan tugas
keluar kota dari perusahaan tempat dia berkerja dia memanfaatkan sebagian dari
waktu tersebut untuk sekalian berlibur dengan anggota keluarganya.
3. Segala hubungan bisnis atas nama
perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan keluarga (family) atau
dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh: Seorang karyawan di suatu perusahaan
memasukkan anggota keluarganya untuk dapat menempati suatu posisi di perusahaan
tersebut tanpa harus melewati tahapan recruitment seperti para pencari kerja
lainnya.
4. Segala posisi dimana karyawan dan pimpinan
perusahaan mempunyai pengaruh atau control terhadap evaluasi hasil pekerjaan
atau kompensasi dari personal yang masih ada hubungan keluarga. Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi
hasil kerja yang baik terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan
itu juga, padahal kinerja dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan
hasil laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.
5. Segala penggunaan pribadi maupun berbagai
atas informasi rahasia perusahaan demi suatu keuntungan pribadi, seperti
anjuran untuk membeli atau menjual barang milik perusahaan atau produk, yang
didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang
karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia perusahaan
kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha
yang sama.
6. Segala penjualan pada atau pembelian dari
perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh : Perusahaan membeli kendaraan untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaan, tetapi salah satu karyawan
diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut untuk berekreasi ke suatu
tempat.
7. Segala penerimaan dari keuntungan, dari
seseorang / organisasi / pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan
Contoh : Perusahaan menjual salah satu
asetnya kepada perusahaan lain dengan harga yang telah dimanipulasi sehingga
perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.
8. Segala aktivitas yang berkaitan dengan
insider trading atas perusahaan yang telah go public yang merugikan pihak lain.
Contoh : Seorang karyawan dalam memberikan
informasi kepada manajer investainya tentang efek yang diperdagangkan yang
dimana informasi tersebut tidak disediakan oleh emiten, dan orang dalam
tersebut melakukan transaksi atas efek perusahaan tersebut.
Beberapa contoh upaya perusahaan / organisasi
dalam menghindari benturan kepentingan :
- Menghindarkan
diri dari tindakan dan situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
antara kepentingan pribadi dengan kepentingan perusahaan.
- Mengusahakan
lahan pribadi untuk digunakan sebagai kebun perusahaan yang dapat
menimbulkan potensi penyimpangan kegiatan pemupukan.
- Menyewakan
properti pribadi kepada perusahaan yang dapat menimbulkan potensi
penyimpangan kegiatan pemeliharaan.
- Memiliki
bisnis pribadi yang sama dengan perusahaan.
- Menghormati
hak setiap insan perusahaan untuk memiliki kegiatan di luar jam kerja,
yang sah, di luar pekerjaan dari perusahaan, dan yang bebas dari benturan
dengan kepentingan.
- Mengungkapkan
dan melaporkan setiap kepentingan dan atau kegiatan-kegiatan di luar
pekerjaan dari perusahaan
- Menghindarkan
diri dari memiliki suatu kepentingan baik keuangan maupun non-keuangan
pada organisasi / perusahaan yang merupakan pesaing
- Tidak
akan memegang jabatan pada lembaga-lembaga atau institusi lain di luar
perusahaan dalam bentuk apapun, kecuali telah mendapat persetujuan
tertulis dari yang berwenang.
2. ETIKA DALAM TEMPAT KERJA
Dalam pandangan rasional tentang perusahaan,
kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan
dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut. Ada dua hal yang terkandung dalam
etika bisnis yaitu kepercayaan dan tanggung jawab. Kepercayaan diterjemahkan
kepada bagaimana mengembalikan kejujuran dalam dunia kerja dan menolak stigma
lama bahwa kepintaran berbisnis diukur dari kelihaian memperdayasaingan.
Sedangkan tanggung jawab diarahkan atas mutu output sehingga insan bisnis
jangan puas hanya terhadap kualitas kerja yang asal – asalan.
Adapun beberapa praktik di dalam suatu
pekerjaan yang dilandasi dengan etika dengan berinteraksi di dalam suatu
perusahaan, misalnya:
a. Etika Hubungan dengan Karyawan
Di dalam perusahaan ada aturan-aturan dan
batas-batas etika yang mengatur hubungan atasan dan bawahan, Atasan harus ramah
dan menghormati hak-hak bawahan, Karyawan diberi kesempatan naik pangkat, dan
memperoleh penghargaan.
b. Etika dalam hubungan dengan publik
Hubungan dengan publik harus dujaga sebaik
mungkin, agar selalu terpelihara hubungan harmonis. Hubungan dengan public ini
menyangkut pemeliharaan ekologi, lingkungan hidup. Hal ini meliputi konservasi
alam, daur ulang dan polusi. Menjaga kelestarian alam, recycling (daur ulang)
produk adalah uasha-usaha yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka mencegah
polusi, dan menghemat sumber daya alam.
Sikap baik menurut suatu tata krama bukan
berarti bersikap sebagai seorang yang tahu segalanya atau mengoreksi kesalahan
orang lain. namun suatu usaha untuk menghormati pihak lain dan memperlakukan
mereka dengan sopan dan baik.
Banyak etika yang berlaku di tempat kerja,
namun ada beberapa yang perlu anda cermati :
1. Menghormati Budaya Kerja Perusahaan AndaBila
budaya kerja perusahaan tempat Anda bekerja bersifat santai dan kasual, jangan
mengenakan suits mahal dari butik perancang italia. Hal ini disamping akan
membuat Anda „berbeda‟ juga dimungkinkan menimbulkan kecemburuan sosial dari
rekan-rekan sejawat Anda. Jadi bagian dari mereka.
2. Hormat Senior Anda
Banyak perusahaan punya tingkat hierarki
sendiri, pelajari dan sesuaikan sikap Anda pada tiap tingkatan. Misal: Jangan
anggap bos seperti teman bermain atau bercanda.
3. Hormati Privacy Orang Lain.
Meski Anda bekerja dengan banyak orang, anda
harus tahu secara pasti batas-batas pribadi mereka Jangan sok akrab dengan
melakukan pendekatan yang tidak perlu.
4. Hormati Cara Pandang Orang Lain.
Selesaikan pertentangan yang terjadi dengan
luwes. Kenali perbedaan pendapat tentang agama, politik, moral serta gaya hidup
masing-masing orang, tapi jangan paksakan apa yang menjadi keyakinan Anda.
5. Tangani Beban Kerja AndaTanpa perlu
melimpahkannya pada orang lain. Stres memang tidak dapat dihindari, namun saat
mengalaminya Anda harus menyalurkannya pada hal yang lebih positif, tanpa perlu
marah atau membentak rekan kerja Anda.
6. Bersikap Sopan Pada Semua Orang Di
Kantor.
Bahkan jika posisi Anda sudah lumayan tinggi
sekalipun, bukan berarti Anda dapat memerintah bawahan dengan sewenang-wenang.
Karena semua orang berhak dihormati dan didengar pendapatnya.
7. Tidak Semena – mena Menggunakan Fasilitas
Kantor
Perlu Anda ketahui bahwa peralatan kantor
disediakan untuk memudahkan kerja banyak pihak, jadi rawatlah baik-baik semua
fasilitas yang Anda pakai. Dan hindari penggunaan fasilitas kantor untuk
kepentingan pribadi. Misalnya, menggunakan mobil dinas untuk
keperluan-keperluan kantor dsb.
3. AKTIVITAS BISNIS INTERNASIONAL – MASALAH
BUDAYA
Seorang pemimpin memiliki peranan penting
dalam membentuk budaya perusahaan. Hal itu bukanlah sesuatu yang kabur dan
hambar, melainkan sebuah gambaran jelas dan konkrit. Jadi, budaya itu adalah
tingkah laku, yaitu cara individu bertingkah laku dalam mereka melakukan
sesuatu. Tidaklah mengherankan, bila sama-sama kita telaah kebanyakan
perusahaan sekarang ini. Para pemimpin yang bergelimang dengan fasilitas dan
berbagai kondisi kemudahan. Giliran situasinya dibalik dengan perjuangan dan
persaingan, mereka mengeluh dan malah sering mengumpat bahwa itu semua karena
SDM kita yang tidak kompeten dan tidak mampu.
Mereka sendirilah yang membentuk budaya itu
(masalah budaya). Semua karena percontohan, penularan dan panutan dari
masing-masing pemimpin. Maka timbul paradigma, mengubah budaya perusahaan itu
sendiri. Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan seperangkat nilai
dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya
perilaku. Sebaliknya dapat pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.
4. AKUNTABILITAS SOSIAL
Akuntabilitas sosial merupakan proses
keterlibatan yang konstruktif antara warga negara dengan pemerintah dalam
memeriksa pelaku dan kinerja pejabat publik, politisi dan penyelenggara
pemerintah.
Tujuan Akuntanbilitas Sosial, antara lain :
a. Untuk mengukur dan mengungkapkan dengan
tepat seluruh biaya dan manfaat bagi masyarakat yang ditimbulkan oleh
aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan produksi suatu perusahaan
b. Untuk mengukur dan melaporkan pengaruh
kegiatan perusahaan terhadap lingkungannya, mencakup : financial dan managerial
social accounting, social auditing.
c. Untuk menginternalisir biaya sosial dan
manfaat sosial agar dapat menentukan suatu hasil yang lebih relevan dan
sempurna yang merupakan keuntungan sosial suatu perusahaan.
Salah satu alasan utama kemajuan
akuntabilitas sosial menjadi lambat yaitu kesulitan dalam pengukuran kontribusi
dan kerugian. Prosesnya terdiri dari atas tiga langkah, diantaranya:
- Menentukan
biaya dan manfaat sosialSistem nilai masyarakat merupakan faktor penting
dari manfaat dan biaya sosial. Masalah nilai diasumsikan dapat diatasi
dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat dan
mengidentifikasikan kontribusi dan kerugian secara spesifik
- Kuantifikasi
terhadap biaya dan manfaat saat aktivitas yang menimbulkan biaya dan
manfaat sosial ditentukan dan kerugian serta kontribusi
- Menempatkan
nilai moneter pada jumlah akhir.Tanggung Jawab Sosial BisnisDunia bisnis
hidup ditengah-tengah masyarakat, kehidupannya tidak bisa lepas dari
kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu ada suatu tanggung jawab sosial yang dipikul oleh
bisnis. Banyak kritik dilancarkan oleh masyarakat terhadap bisnis yang kurang
memperhatikan lingkungan.
Banyak timbul perbedaan pendapat mengenai
bahwa tanggungjawab bisnis hanya terbatas sampai menghasilakan barang dan jasa
buat konsumen dengan harga yang murah, atau juga ada yang mengatakan
tanggungjawab bisnis adalah jangan mengambil keuntungan besar, tetapi yang
sewajarnya.Dalam dunia bisnis juga semua orang tidak mengharapkan memperoleh perlakuan
tidak jujur dari sesamanya, banyak praktik manipulasi tidak akan terjadi jika
dilandasi dengan moral tinggi.
Moral dan tingkat kejujuran rendah akan
menghancurkan tata nilai etika bisnis itu sendiri, karena masalahnya nilai
etika hanya ada di dalam hati nurani seseorang. Etika mempunyai kendali intern
dalam hati, berbeda dengan hokum yang mempunyai unsur paksaan ekstern. Akan
tetapi bagi orang-orang yang berkecimpung dalam bidang bisnis yang dilandasi
oleh rasa keagamaan mendalam akan mengetahui bahwa perilaku jujur akan
memberikan kepuasan tersendiri dalam kehidupannya baik dalam duniawi maupun
akhirat.
5. MANAJEMEN KRISIS
Manajemen krisis adalah respon pertama
perusahaan terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis
yang telah berjalan normal. Artinya terjadi gangguan pada proses bisnis
‘normal’ yang menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan untuk mengoptimalkan
fungsi-fungsi yang ada, dan dengan demikian dapat dikategorikan sebagai krisis.
Kejadian buruk dan krisis yang melanda dunia bisnis dapat mengambil beragam
bentuk. Mulai dari bencana alam seperti Tsunami, musibah teknologi (kebakaran,
kebocoran zat – zat berbahaya) sampai kepada karyawan yang mogok kerja. Segala
kejadian buruk dan krisis, berpotensi menghentikan proses normal bisnis yang
telah dan sedang berjalan, membutuhkan penanganan yang segera(immediate) dari pihak manajemen. Penanganan yang
segera ini kita kenal sebagai manajemen krisis (crisis management).
Saat ini, manajemen krisis dinobatkan sebagai
new corporate discipline. Manajemen krisis adalah respon pertama perusahaan
terhadap sebuah kejadian yang dapat merubah jalannya operasi bisnis yang telah
berjalan normal. Pendekatan yang dikelola dengan baik sebagai respon terhadap
kejadian itu terbukti secara signifikan sangat membantu meyakinkan para
pekerja, pelanggan, mitra, investor, dan masyarakat luas akan kemampuan
organisasi melewati masa krisis.
Aspek dalam Penyusunan Rencana Bisnis
Setidaknya terdapat enam (6) aspek yang mesti
kita perhatikan jika kita ingin menyusun rencana bisnis yang lengkap yaitu
tindakan untuk menghadapi :
- Situasi
darurat (Emergency
Respon).
- Skenario
untuk pemulihan dari bencana (Disaster
Recovery)
- Skenario
untuk pemulihan bisnis (Business
Recovery)
- Strategi
untuk memulai bisnis kembali (Business
Resumption)
- Menyusun
rencana-rencana kemungkinan (Contingency
Planning), dan
- Manajemen
Krisis (Crisis
Management).
Penanganan krisis pada hakekatnya dalam setiap penanganan krisis,
perusahaan perlu membentuk tim khusus. Tugas utama tim manajemen krisis ini
terutama adalah mendukung para karyawan perusahaan selama masa krisis terjadi.
Kemudian menentukan dampak dari krisis yang terjadi terhadap operasi bisnis
yang berjalan normal, dan menjalin hubungan yang baik dengan media untuk
mendapatkan informasi tentang krisis yang terjadi. Sekaligus menginformasikan
kepada pihak-pihak yang terkait terhadap aksi – aksi yang diambil perusahaan
sehubungan dengan krisis yang terjadi.
Sumber :
http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/perbedaan-persepsi-intensitas-moral-mahasiswa-akuntansi-dalam-proses-pembuatan-keputusan-moral.doc
http://dithaaltha26.blogspot.com/2013/01/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html
http://dithaaltha26.blogspot.com/2013/01/isu-etika-signifikan-dalam-dunia-bisnis.html